Global warming atau pemanasan global. Penyebab bencana mematikan yang kini menjadi buah bibir masyarakat dunia. Bukan menakut-nakuti. Rupanya dampak pemanasan global memang benar adanya. Sebut saja, gletser di dua kutub bumi yang menciut, pulau- pulau kecil yang tenggelam, badai besar, kekeringan melanda beberapa negara, gelombang panas, penyakit merajalela, serta ketidakseimbangan ekosistem. Menjadi fenomena menyedihkan yang menghiasi headline dalam berita media masa. Bukan berita biasa, bukan pula kabar untuk sekedar dipandang miris. Manusia tak bisa hanya berdiam diri saat mengetahui bumi kita sedang sakit.
Pentingnya menyelamatkan bumi, itulah pesan moral dimunculkan oleh UI GreenMetric World University Ranking yang didirikan April 2010 dan diinisiasi Universitas Indonesia. Tujuannya, membangun komitmen perguruan tinggi dalam menciptakan kontribusi positif terhadap pemanasan global dan perubahan iklim.
GreenMetric diharapkan dapat meningkatkan kesadaran lembaga perguruan tinggi dalam membuat sistem dan kebijakan yang mengarah pada pengurangan dampak pemanasan global dan perubahan iklim. Terutama perguruan tinggi yang berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon, penggunaan energi secara efisien, alternative transportasi, penghijauan kampus, dan daur ulang limbah. Pun, cara institusi melibatkan semua orang terhadap konsep ‘Green’ melalui perilaku-perilaku pendukung.
Berdasarkan UI GreenMetric, Kampus Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) hinggap di posisi ke 56 GreenMetric dunia, dan peringkat ke 18 di Indonesia. Sejak perubahan nama STT Telkom menjadi Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) konsep Go Green sudah dicanangkan. Sejak saat itu logo IT Telkom Green Campus pun dikampanyekan pada berbagai acara institusi dan mahasiswa. Sementara kriteria dalam pemeringkatan meliputi enviroment, economic, and equity. Masing-masing indikator penilaian yakni statistik kehijauan kampus (24%), Pengelolaan Sampah (15%), Energi dan Perubahan Iklim (28%), Penggunaan Air (15%), dan Transportasi (24%).
Di tahun 2006, IT Telkom sudah melakukan penanaman pohon secara besar-besaran. Penanaman 1000 pohon saat itu dilakoni sendiri oleh civitas academica. Acara serupa juga berlangsung tahun 2008. Hingga saat ini kegiatan serupa pun dilakukan secara bertahap agar kampus lebih ‘hijau’. Gerakan hemat energi listrik dilakukan dengan cara mengatur setiap gedung di IT Telkom dalam hal penggunaan lampu, dispenser, AC dan upaya pengurangan penggunaan kertas. Bahkan dalam pembangunan gedung-gedung baru dirancang sedemikian rupa agar dapat meminimalisir penggunaan AC.
Baru-baru ini IT Telkom membangun danau. Kawasan danau yang bertujuan sebagai upaya mengurangi banjir dimusim penghujan, sekaligus sebagai sumber air di kawasan sekitarnya pada musim kemarau. Sementara itu, secara bertahap dilakukan pengaturan kawasan berkendaraan dengan pengaturan lapangan parkir dipinggiran lahan kampus.
Sudah berjalan dua tahun di kampus ini mengolah sampah “khusus daun”. Kemudian sampah daun dijadikan kompos untuk lahan penghijauan dikampus IT Telkom. Sementara untuk sampah non daun, upaya yang dilakukan yaitu dengan menyediakan tempat sampah yang memisahkan sampah organik dan non organik.
Bagaimanapun, pemanasan global adalah masalah bagi tujuh miliar penduduk bumi yang tersebar di 194 negara. Mengingat jumlah tersebut, tampaknya bukan pekerjaan mudah untuk menyelamatkan bumi. Namun, kita bisa memulainya dari lingkungan sendiri.
Go green, save our earth.
Kata Kunci : Kompetisi WEB Kompas MuDA & Pertamina